Pura Besakih Tempat Spiritual yang Menyimpan Seribu Cerita di Bali

bagikan

Pura Besakih, yang sering disebut sebagai “Mother Temple” atau Pura Agung Besakih, adalah kompleks candi terbesar dan paling suci di Bali.

Pura Besakih Tempat Spiritual yang Menyimpan Seribu Cerita di Bali

Terletak di lereng Gunung Agung, pura ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat spiritualitas dan kebudayaan yang kaya dengan tradisi dan sejarah. ALL ABOUT BALI akan membahas asal usul, arsitektur, praktik keagamaan, serta signifikansinya dalam kehidupan masyarakat Bali.

Sejarah Pura Besakih

Pura Besakih memiliki sejarah panjang yang diyakini bermula pada abad ke-8, pada masa kerajaan Warmadewa di Bali. Legenda mengisahkan bahwa seorang pertapa Hindu bernama Rsi Markandeya mendirikan pura ini setelah menerima wahyu untuk membangun tempat ibadah di kaki Gunung Agung, yang dianggap sebagai gunung suci dan sumber kehidupan.

Dengan adanya pengaruh dari kerajaan Majapahit pada abad ke-14, Pura Besakih mengalami perkembangan pesat dan menjadi kompleks candi utama bagi masyarakat Hindu Bali. Pura ini diakui sebagai pusat keagamaan yang penting, di mana orang-orang dari berbagai kasta datang untuk beribadah dan mengadakan ritual.

Pura Besakih dikenal dengan daya tahannya meskipun mengalami berbagai bencana alam, termasuk erupsi Gunung Agung pada tahun 1963 yang sangat merusak. Dalam kejadian tersebut, aliran lava hampir menghapuskan beberapa bagian dari pura, namun, secara ajaib, banyak struktur utama tetap utuh. Kejadian ini dianggap sebagai tanda perlindungan ilahi, memperkuat keyakinan masyarakat akan kekuatan spiritual dari pura ini.

Arsitektur Pura Besakih

Pura Besakih merupakan mahakarya arsitektur Bali dengan 23 pura terpisah yang saling terhubung, dengan Pura Penataran Agung sebagai pusatnya. Struktur ‘meru’, menara bertingkat yang menjulang tinggi, menandakan hubungan antara dunia manusia dan ilahi serta melambangkan Gunung Meru, pusat alam semesta dalam mitologi Hindu.

Setiap elemen dalam ritual yang dilakukan di Pura Besakih memiliki makna simbolis yang dalam. Misalnya, persembahan berupa canang sari yang terbuat dari bunga dan daun dianggap sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan. Pura ini juga menjadi tempat di mana umat Hindu mengungkapkan rasa syukur dan permohonan akan rezeki, keselamatan, dan keselamatan bagi keluarga mereka.

Detail arsitektural seperti pintu gerbang ‘candi bentar’ dan patung-patung menakjubkan yang terukir di sepanjang kompleks pura mencerminkan keahlian seni yang tinggi dan filosofi spiritual yang mendalam. Material bangunan, seperti batu vulkanik yang diambil dari lereng Gunung Agung, menunjukkan keterikatan pura ini dengan alam.

Setiap elemen di Pura Besakih memiliki simbolisme yang kuat. Misalnya, jumlah atap pada struktur ‘meru’ biasanya merupakan angka ganjil, yang berkaitan dengan dewa yang disembah. Selain itu, ornamen dan ukiran yang mendetail menggambarkan kisah-kisah epik seperti Ramayana dan Mahabharata, memberikan makna lebih pada setiap sisi pura.

Praktik Keagamaan di Pura Besakih

Pura Besakih menjadi pusat berbagai festival keagamaan, termasuk Panca Bali Krama yang diadakan setiap 210 hari, memperingati berbagai dewa dan meminta berkah untuk kesejahteraan masyarakat. Selama festival ini, ratusan ribu pengunjung berkumpul untuk berdoa dan membawa persembahan, menjadikannya salah satu perayaan keagamaan terbesar di Bali.

Setiap pura dalam kompleks memiliki ‘odalan’, yang merupakan perayaan ulang tahunnya masing-masing. Ritual ini memperkuat hubungan antara masyarakat dengan spiritual bahwa tiap tahun dewa yang bersangkutan dihormati dan dipuja dengan penuh khidmat.

Pura Besakih bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga pusat kehidupan masyarakat Bali. Setiap warga desa memiliki ikatan khusus dengan pura ini, baik melalui keturunan, tempat tinggal, maupun pengalaman spiritual. Baik dalam perayaan besar atau kegiatan sehari-hari, pura selalu menjadi tempat berkumpul untuk merayakan tradisi dan memperkuat koneksi sosial.

Baca Juga: Tirta Gangga: Surga Tersembunyi di Bali yang Harus Dikunjungi

Keberlangsungan dan Pelestarian Pura Besakih

Keberlangsungan dan Pelestarian Pura Besakih=

Seiring dengan peningkatan kunjungan wisatawan dan risiko bencana alami, upaya pelestarian Pura Besakih sangat penting. Pemerintah, bersama dengan masyarakat lokal, terlibat aktif dalam melindungi dan mempertahankan keaslian serta keindahan pura. Ini termasuk pemeliharaan rutin, pengembangan infrastruktur untuk mendukung pariwisata, serta edukasi kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menghormati situs suci ini.

Bagi umat Hindu Bali, Pura Besakih adalah simbol terpenting dari hubungan mereka dengan Tuhan. Kompleks pura ini dipercaya sebagai tempat suci di mana energi spiritual berkumpul. Mengunjungi Pura Besakih bukan hanya tentang ritual agama, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual bagi banyak orang.

Keterlibatan komunitas lokal sangat vital dalam menjaga kelangsungan Pura Besakih. Masyarakat membantu dalam menjaga kebersihan, mengatur acara keagamaan, dan memberikan informasi bagi wisatawan. Dengan melibatkan masyarakat, diharapkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung dalam Pura Besakih dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang.

Aksesibilitas Pura Besakih

Pura Besakih dapat dijangkau dengan mudah dari berbagai daerah di Bali. Terletak sekitar 40 menit dari pusat kota, akses menuju pura melalui jalan yang baik dan pemandangan yang indah. Ini termasuk perjalanan melewati sawah yang terasering, desa tradisional, dan hutan tropis yang mempercantik perjalanan menuju situs suci ini.

Pura Besakih menjadi tempat diadakannya berbagai upacara dan festival keagamaan. Salah satu festival terbesar adalah Mela dan Odalan, yang dirayakan setiap 210 hari sesuai dengan kalender Bali. Selama festival ini, para pemuja dari seluruh Bali berkumpul untuk memberikan persembahan dan melakukan doa di pura ini. Upacara ini melibatkan berbagai ritual yang melibatkan tarian tradisional, gamelan, dan persembahan makanan serta bunga.

Terdapat fasilitas yang disiapkan untuk kenyamanan pengunjung, termasuk area parkir yang luas dan penyewaan sarung yang wajib dikenakan saat memasuki area pura agar pengalaman berkunjung menjadi lebih kaya, pemandu lokal juga tersedia untuk memberikan informasi lebih dalam mengenai sejarah dan makna dari setiap bagian di Pura Besakih.

Kesimpulan

​Pura Besakih adalah pusat spiritual yang tidak hanya melambangkan keindahan dan kedalaman tradisi Bali, tetapi juga menyimpan ratusan cerita yang mencerminkan kekayaan budaya dan agama.​ Dengan sejarah yang panjang, arsitektur yang menakjubkan, serta praktik keagamaan yang kaya, Pura Besakih terus menjadi destinasi yang mendalam bagi para peziarah dan wisatawan yang ingin menyelami keunikan Bali.

Pelestarian Pura Besakih, dengan keterlibatan komunitas dan perhatian dari pemerintah. Memastikan bahwa keindahan dan makna spiritual roboh ini akan terus bersinar di hati setiap orang yang mengunjunginya kunjungan ke. Pura Besakih bukan hanya sekadar melihat tempat yang indah, tetapi merupakan perjalanan spiritual yang membawa kita mendalami inti dari kebudayaan Bali yang kaya dan beragam. Menyaksikan kebangkitan ritual dan kearifan lokal di sini adalah pengalaman yang akan diingat seumur hidup.

Pemerintah setempat perlu mengembangkan kebijakan yang mendukung pengelolaan wisata berkelanjutan di Pura Besakih. Kebijakan ini harus mencakup pengaturan jumlah pengunjung, pemeliharaan fasilitas, serta pelatihan bagi masyarakat lokal untuk mengelola usaha pariwisata dengan baik. Dengan demikian, Pura Besakih dapat tetap menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi pengunjung, sambil tetap menjaga nilai-nilai spiritualnya.

Kami mengundang semua untuk mengunjungi Pura Besakih, merasakan magisnya. Dan menjalin koneksi yang lebih dalam dengan sejarah dan budaya yang telah bertahan lebih dari seribu tahun di Pulau Dewata ini. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang ALL ABOUT BALI yang akan kami berikan setiap harinya.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *