Menelusuri Keindahan Istana Tampak Siring yang Penuh Mitos!
Nama Tampak Siring berasal dari dua kata dalam bahasa Bali tampak (telapak) dan siring (miring), yang konon merujuk pada jejak kaki miring seorang raja suci bernama Raja Mayadenawa. Kisahnya erat kaitannya dengan sejarah spiritual Pulau Dewata dan akan kita bahas lebih lanjut.
Ayo Dukung Timnas Indonesia, agar lolos Piala Dunia. Nonton pertandingan timnas Indonesia GRATIS, Segera download! Aplikasi Tanpa Berlangganan

Pesona Arsitektur dan Alam Sekitarnya
Arsitektur Istana Tampak Siring mencerminkan perpaduan harmonis antara modernitas gaya arsitektur tropis dan sentuhan budaya lokal Bali. Bangunan istana terdiri dari beberapa paviliun dengan atap limasan, jendela-jendela besar, dan jalur penghubung yang terbuka agar sinar matahari dan udara pegunungan bebas masuk.
Yang membuatnya semakin memesona adalah keberadaan Pura Tirta Empul yang berada tepat di bawah istana. Dari balkon istana, pengunjung bisa menyaksikan langsung pemandangan pura, kolam suci, dan pegunungan yang menghampar bak lukisan hidup.
Baca Juga: Pura Ulun Danu Beratan, Wisata Spirtual di Pulau Dewata
Tirta Empul dan Kisah Mistis Raja Mayadenawa
Tak lengkap membicarakan Istana Tampak Siring tanpa mengulas Pura Tirta Empul yang berada dalam kompleks yang sama. Pura ini dibangun sekitar tahun 962 Masehi dan dipercaya sebagai tempat suci umat Hindu Bali untuk melakukan penyucian diri melalui ritual melukat di mata air alami.
Legenda yang menyelimuti tempat ini adalah kisah Raja Mayadenawa, penguasa sakti yang konon mengusik ketenangan para dewa. Ia dikejar oleh Dewa Indra dan akhirnya meninggalkan jejak kakinya di tanah miring, yang dipercaya menjadi asal-usul nama Tampak Siring. Mata air Tirta Empul pun diyakini muncul dari tanah yang dihantam tongkat Dewa Indra untuk melawan sihir gelap Mayadenawa.
Mitos dan Kepercayaan yang Masih Hidup
Hingga kini, Istana Tampak Siring dan kawasan sekitarnya masih dipercayai menyimpan energi spiritual. Masyarakat setempat percaya bahwa air di kolam Tirta Empul memiliki kekuatan penyembuh dan bisa menghapus energi negatif.
Selain itu, ada juga mitos bahwa hanya orang-orang berhati bersih yang bisa merasakan kedamaian sesungguhnya saat berada di lingkungan istana. Beberapa tamu bahkan mengaku mengalami mimpi atau pengalaman spiritual setelah bermalam di sana.
Daya Tarik Wisata dan Aksesibilitas
Istana Tampak Siring tidak dibuka secara umum setiap hari, karena masih digunakan sebagai tempat resmi kenegaraan. Namun, kawasan sekitar seperti Pura Tirta Empul dan desa Tampaksiring bisa dikunjungi kapan saja.
Wisatawan bisa menyaksikan arsitektur istana dari kejauhan, menikmati pemandian di Tirta Empul, hingga berinteraksi dengan masyarakat lokal yang masih melestarikan tradisi Bali kuno.
Akses ke lokasi ini cukup mudah, sekitar 40 km dari Denpasar atau 20 km dari Ubud. Di sepanjang perjalanan, pengunjung disuguhi panorama alam Bali yang menenangkan, cocok untuk pelarian dari hiruk pikuk kota.
Kesimpulan
Keindahan Istana Tampak Siring bukan sekadar bangunan bersejarah, melainkan simbol harmonisasi antara kekuasaan, alam, dan spiritualitas. Di balik dinding-dinding kokohnya, tersimpan mitos, nilai budaya, dan energi mistis yang terus hidup di hati masyarakat Bali. Melangkah ke sana serasa menembus batas waktu—mengajak kita menelusuri jejak masa lalu yang tetap relevan dan memikat hingga kini.
Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari denpasar.kompas.com
- Gambar Kedua dari salsawisata.com