Mengungkap Keagungan Tradisi Ngaben Asti Wedana di Bali
Ngaben Asti Wedana ritual kremasi yang sakral dalam agama Hindu di Bali, proses pembakaran jenazah, Ngaben adalah upacara kompleks yang sarat.
Di antara berbagai jenis upacara Ngaben, terdapat sebuah tingkatan khusus yang dikenal sebagai Ngaben Asti Wedana. Dibawah ini ALL ABOUT BALI akan membahas secara mendalam mengenai upacara ini, mulai dari makna, prosesi, hingga tujuan dilaksanakannya.
Makna Mendalam di Balik Ngaben Asti Wedana
Ngaben Asti Wedana adalah tingkatan upacara Ngaben yang paling utama dan mewah. Asti Wedana berasal dari kata “Asti” yang berarti tulang, dan “Wedana” yang berarti utama atau mulia. Secara harfiah, upacara ini adalah upacara kremasi yang dilakukan terhadap jenazah yang tulang-belulangnya masih utuh.
Upacara ini diperuntukkan bagi mereka yang semasa hidupnya memiliki kedudukan tinggi, seperti tokoh agama, bangsawan, atau orang yang berjasa bagi masyarakat. Tujuan utama dari Ngaben ini adalah untuk menyempurnakan perjalanan roh menuju alam baka, serta membebaskan sang atma (jiwa) dari ikatan duniawi agar dapat bersatu kembali dengan Brahman (Tuhan).
Ayo Dukung Timnas Indonesia, agar lolos Piala Dunia. Nonton pertandingan timnas Indonesia GRATIS, Segera download! Aplikasi Tanpa Berlangganan

Persiapan yang Rumit dan Penuh Makna Simbolis
Persiapan upacara ini membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Keluarga yang ditinggalkan harus mempersiapkan berbagai sarana upacara, seperti bade (menara pengusung jenazah), lembu (peti jenazah berbentuk hewan), serta berbagai sesajen dan perlengkapan ritual lainnya.
Setiap elemen dalam persiapan Ngaben ini memiliki makna simbolis yang mendalam. Bade, misalnya, melambangkan gunung Mahameru, tempat bersemayamnya para dewa. Lembu melambangkan kekuatan dan kesucian, serta menjadi kendaraan bagi sang atma menuju alam baka.
Baca Juga:
Prosesi Ngaben Asti Wedana: Perjalanan Spiritual yang Sakral
Prosesi Ngaben Asti Wedana berlangsung selama beberapa hari, dan melibatkan berbagai tahapan ritual yang kompleks. Dimulai dengan upacara Mretiwi atau Nyiramin, yaitu memandikan jenazah dengan air suci dan melengkapinya dengan pakaian adat. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Papegatan, yaitu memutuskan ikatan duniawi antara sang atma dengan keluarga yang ditinggalkan.
Puncak dari upacara Ngaben ini adalah prosesi pembakaran jenazah. Sebelum dibakar, jenazah diarak keliling desa dengan iringan gamelan dan tarian sakral. Prosesi ini bertujuan untuk mengantarkan sang atma menuju setra (kuburan), tempat jenazah akan dibakar.
Simbolisme Api dalam Upacara Pembakaran Jenazah
Api memiliki peran sentral dalam upacara Ngaben. Api dianggap sebagai sarana untuk memurnikan roh dan membakar segala kotoran duniawi yang melekat pada diri sang atma. Proses pembakaran jenazah juga melambangkan pembebasan sang atma dari siklus kelahiran dan kematian (samsara).
Setelah jenazah selesai dibakar, abu tulang dikumpulkan dan dilarung ke laut atau sungai. Prosesi ini melambangkan pengembalian unsur-unsur tubuh ke asalnya, serta penyatuan kembali sang atma dengan alam semesta.
Kesimpulan
Ngaben Asti Wedana bukan sekadar upacara kematian, melainkan sebuah perayaan kehidupan. Upacara ini merupakan wujud penghormatan terakhir kepada leluhur, serta ungkapan rasa cinta dan kasih sayang dari keluarga yang ditinggalkan. Tujuan utama dari Ngaben ini adalah untuk membebaskan sang atma dari ikatan duniawi.
Sehingga dapat mencapai moksa (pembebasan) dan bersatu kembali dengan Brahman. Selain itu, upacara ini juga bertujuan untuk membersihkan karma buruk yang mungkin dimiliki oleh sang atma selama hidupnya, serta membuka jalan baginya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di alam baka.
Dengan demikian, Ngaben Asti Wedana merupakan sebuah tradisi yang luhur dan sarat makna spiritual, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Hindu di Bali. Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang ALL ABOUT BALI yang akan kami berikan setiap harinya.